LAPORAN BEST PRACTICE

Layanan Bimbingan klasikal dengan Topik Membangun Rasa Percaya Diri dan pendekatan Problem Based Learning kelas IX-C SMP Negeri 160 Jakarta Tahun 2023
DISUSUN OLEH :
NAMA : JOKO SUNGKOWO
NIM : 201501317635 .
BID. STUDI : Bimbingan Konseling
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 160 JAKARTA
(NPSN : 20103564)
Jl.SMP 160 No.31 TMII, Ceger, Cipayung Jakarta Timur
Telepon: 021-8441330 Faksimile 021-8441330 Jakarta
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat AllahSWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan best practice ini. Karya tulis ini merupakan hasil pemikiran dan pengamatan penulis terhadap kurang sikap percaya diri pada peserta didik sehingga timbulah keinginan untuk menuliskan makalah dengan judul “Fungsi BK dalam pengembangan diri untuk menumbuhkan sikap percaya diri pada peserta didik di SMP Negeri 160 Jakarta, ahun Ajaran 2023/2024. Melalui penyusunan best practice ini, penulis mencoba memberikan stimulus kepada peserta didik kelas IX-C agar dengan kegiatan layanan Bimbingan dan konseling di sekolah, Peserta didik dapat menumbuhkan sikap rasa percaya diri dalam pergaulan dengan lingkungan sekitarnya.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah bantuan pada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Berbagai kekuatan pendidikan yang ada selalu diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Bimbingan dan konseling yang merupakan bagian dari pendidikan menawarkan berbagai program layanan dalam mewujudkan perkembangan peserta didik itu. Kehadiran pelayanan bimbingan dan konseling di dunia Pendidikan sering disebut kekuatan pendidikan yang ketiga setelah kekuatan manajemen / kepemimpinan, dan pembelajaran. Kekuatan ini berkaitan dengan pemberian layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan sejenis lainnya dalam Upaya membantu peserta didik mendapatkan kesejahteraanya. Salah satu fungsi dari layanan Bimbingan konseling adalah pengembangan diri yang salah satu tujuannya adalahmenumbuhkan sikap rasa percaya diri, maka dengandasarinilahmakalah inidisusun
1.2 Jenis Kegiatan
1. Layanan Klasikal disesuaikan jam pembinaan BK dikelas
2. Ceramah, diskusi kelompok,Penugasan,LKPD dan presentasi
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui peranan Bimbingan dan Konseling disekolah berkaitan dengan pengembangan diri untuk menumbuhkan sikap percaya diri
2. Menentukan layanan yang effektif untuk menumbuhkan sikap percaya diri
3. Merencanakan Langkah-langkah yang tepat dalam kegiatan layanan Bimbingan dan konseling agar dapat menumbuhkan sikap percaya diri pada peserta didik.
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis dalam memberikan layanan bimbingan konseling untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap rasa percaya diri pada peserta didik. Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah Peserta didik kelas IX Semester 1 Tahun Pelajaran 2023/2024 di SMP Negeri160 Jakarta
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahanyangdigunakandalambestpractice layanan iniadalahmaterikelasIX.Semester1TahunPelajaran 2023/2024 pada Materi pokok layanan klasikal, dengan rincian Capaian Kopetensi Peserta didik/konseli mampu meningkatkan rasa percaya diri dengan baik untuk mencapai tujuan hidupnya sebagai berikut :
1. Pengenalan - Memberikan Langkah Langkah kepercayaan diri - Peseerta didik mampu menempatkan (A1) rasa kepercayaan dirinya sesuai dengan situasinya
2. Akomodasi - Kepercayaan diri, - Peserta didik mampu membangun (P4) rasa percaya diri
3. Tindakan - Peserta didik diberikan pengarahan untuk memiliki kemampuan kepercayaan diri - Peserta didik mampu menerapkan (P2) rasa percaya diri
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan layanan Bimbingan Dan Konseling dengan metode klasikal yaitu pembinaan secara berkelompok di dalam kelas. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan penulis.
1. KEGIATAN LAYANAN |
A. Tahap Awal/Pendahuluan a. Guru Bk Mengucapkan salam, dan khabar kepada peserta didik b. Meminta kepada peserta didik sebelum mengawali kegiatan untuk berdoa c. Melakukan presensi peserta didik d. Menyampaikan tujuan layanan materi ‘Cara meningkatkan Percaya diri” melalui media Powerpoint. e. Menjelaskan langkah langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawab peserta didik selama mengikuti kegiatan f. Memberikan kontrak layanan (kesepakatan layanan) hari ini kita akan melakukan kegiatan selama 40 menit B. Tahap Transisi Guru BK mengajak peserta didik untuk melakukan ice breaking (Menghitung angka apabila menemukan kelipatan lima , maka bilang “DOR” sambal nembak kesebelahnya, untuk melanjutkan, Contoh : 1, 2, 3, 4, DOR, 6, 7, 8, 9, DOR, 11, 12, 13, 14, DOR, 16, 17, 18, 19, DOR, 21, 21… dst) C. Tahap Inti a. Guru BK Memberikan video singkat dengan judul “KUKIRA” menceritakan seseorang yang kurang percaya diri. https://www.youtube.com/watch?v=crh4DnePMMU&pp=ygUyS1VLSVJBIF8g U2hvcnQgRmlsbSBfIEluc2VjdXJlLCB0aWRhayBwZXJjYXlhIGRpcmk%3D b. Peserta didik menyimak video yang di tampilkan oleh guru BK. c. Peserta didik dikelompokkan menjadi 6 kelompok dengan setiap kelompok terdapat 5 peserta didik. d. Guru BK membantu memfasilitasi pengaturan kelompok e. Memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi layanan melalui media kertas (LKPD) f. peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk berdiskusi tentang permasalahan yang disesuaikan dengan tujuan khusus layanan yaitu cara meningkatkan percaya diri, diskusi juga dikaitkan dengan dunia nyata. g. peserta didik melakukan proses diskusi dengan cara mengkaitkan dengan pengalamannya sehari hari h. Guru BK memilih secara acak kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan dikomentari oleh kelompok lain D. Tahap Penutup a. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan b. Memberikan penguatan terkait kesimpulan peserta didik c. Merefleksi peserta didik dengan mengisi angket evaluasi hasil d. Menyampaikan materi layanan yang akan datang e. Pemutaran Video “Kata Kata Bijak Motivasi, Percaya Diri” durasi 2.05 menit. (https://www.youtube.com/watch?v=fKZMCohdhYs) f. Mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam |
PEMBAHASAN (STAR)
Situasi : Mendeskripsikan:
1) hal hal yang benar benar terjadi selama proses pembelajaran( misalnya tentang keaktifan siswa dalam belajar, capaian kompetensi oleh siswa, kegiatan yang dilakukan guru, kendala, penghambat dan pendukung),
2) membandingkan dengan apa yang direncanakan dalam RPP, menyimpulkan apa yang telah berhasil dan dengan yang belum berhasil
1. selama proses pembelajaran Peserta didik aktif bertanya kepada guru maupun kepada teman sekelompok, mengemukakan pendapat, memberikan sumbangan terhadap respons Peserta didik yang kurang relevan atau salah, Peserta didik aktif dalam memecahkan masalah yang diberikan guru. Untuk pencpaian kopentensi bisa dilihat dari evaluasi proses dan evaluasi hasil, dan selama proses layanan konselor memantau kegiatan peserta didik , ada beberapa peserta didik yang kurang aktif mereka lebih asik main sendiri gambar gambar di kertas.
2. Dalam RPL Secara teoretis bahwa sebuah perencanaan kita menetapkan tujuan, membuat rencana tindakan, mengevaluasi kemajuan, dan menilai kinerja secara keseluruhan tapi dalam perjalanannya waktu berbeda apa yang kita lakukan, sesuai dengan situasinya yang lebih urgen/penting yang akan dibahas, kadang tujuan RPL tidak sejalan dengan yang dilapangan. Keberhasilan Dalam Layanan Klasikal dan berkelompok, peserta didik merasa senang dibantu satu sama lain untuk mengambil suatu kesimpulan tayangan video yang telah diputar, Jadi menurut Ika maharani (2019) dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media film bertema pendidikan dalam layanan bimbingan klasikal terhadap kemampuan berfikir kritis siswa pada kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dengan setelah diberikan perlakuan (post-test). Yang belum berhasil dalam hal ini yaitu, ada beberapa peserta didik bingung dalam menentukan solusi, guru BK harus bisa mengeksplore/menggali potensi yang ada dalam diri konseli mengingat waktu yang kurang, Persiapan layanan yang kurang matang dan Manajemen waktu layanan yang kurang pas.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan yang dihadapi guru dalam situasi yang telah dianalisis
1. Tantangan yang dihadapi adalah membuat kepercayaan Peserta didik terhadap konselor dan meyakinkan Peserta didik tersebut dapat berubah atas masalah yang dihadapinya.
2. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik Peserta didik.
3. Kurang komunikatif dan antusias peserta didik di dalam berkolaborasi Ketika belajar dalam berkeklompok. Menurut Almira Aspridanel*, Tri Jalmo, Berti Yolida Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik
4. Management Waktu belum terkontrol dalam berdiskusi pada peserta didik ketika berdiskusi
Dari tantangan yang ada , maka Konselor harus mampu untuk meningkatkan kemampuan pedagogik dan professional. Konselor diharapkan memiliki kemampuan yang seimbang baik itu pedagogik maupun professional untuk mendapatkan tujuan pembelajaran yang optimal.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut.
Langkah-langkah yang pendidik lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah: Memilih model pembelajaran problem based learning (PBL). Merancang rencana pelaksanaan layanan (RPL)dengan sintak model pembelajaran problem based learning (PBL). Yakni:
1. Orientasi peserta didik pada masalah.
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
3. Membimbing penyelidikan kelompok.
4. Mengembangkan penyajian hasil karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Strategi yang pendidik gunakan yakni berusaha seoptimal mungkin menyesuaikan model pembelajaran dengan tujuan Layanan dan berbasis TPACK, menerapkan Layanan berdiferensiasi dan kooperatif dalam mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dan membimbing penyelidikan kelompok. Menurut Indrayani, Swasti. (2023). Efektivitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Modeling Simbolik Berbasis TPACK (Teknologi Pedagogical Content Knowlade) Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak. Adapun prosesnya dapat dilihat dalam video hasil rekaman pelaksanaan praktik Layanan Bimbingan Klasikal ini,
pada link : https://drive.google.com/file/d/1RMXMJ_tQ5CdztXF4BZI0t4AmznIEmamD/view?usp=share_li nk
Bagaimana prosesnya? Pendidik menampilkan video dalam slide presentasi powerpoint yang sudah pendidik design, menayangkannya melalui LCD projector. Dan peserta didik mengamati tayangan Video tersebut.
Sumber daya yang diperlukan yaitu sebagai berikut :
1. Guru BK sebagai konselor
2. Peserta didik
3. Satu set perangkat layanan yang teridiri dari RPL, materi ajar, media, LKPD dan instrumen evaluasi proses dan hasil
4. Media pendukung yang terdiri dari laptop, kamera, HP, meja, kursi, kertas dan pulpen.
5. Modul ajar yang sudah Susun di Powerpoint
Sumber materi diambil dari RPL yang sudah di rencanakan dari :
1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMP-MTs kelas 9, Yogyakarta, Paramitra Publishing
2. Hutagalung, Ronal. 2015. Ternyata Berprestasi Itu Mudah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
3. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling bidang pribadi, Yogyakarta, Paramitra
4. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra
Refleksi :
Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan bagaimana respon siswa terkait strategi yang dilakukan, apa yang menjadi faktor keberhasilan/ketidak berhasilan dari strategi yang dilakukan.
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Berdasarkan hasil observasi, serta penilaian yang dilakukan adapun dampak adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik terlihat antusias dan bersemangat serta aktif selama Layanan. Hal ini sejalan dengan hasil penilaian sikap peserta didik yang mana rata-rata nilai sikap disiplin bagus, rata-rata nilai sikap tanggung baik, serta rata-rata nilai sikap kerja sama sangat baik. Peserta didik secara berkelompok menyelesaikan permasalahan pada LKPD dengan baik.
2. Mengamati tayangan Video terlihat bahwa peserta didik serius, dan suasananya tenang.
Bagaimana respon Siswa terkait dengan strategi yang dilakukan?
1. Respon dari peserta didik : Peserta didik sangat antusias dan semangat mengikuti proses Layanan karena mereka bisa menyaksikan video layanan sebelum melakukan praktek sehingga pada saat praktek tujuan layanan dapat dicapai.
2. Respon dari rekan guru : Rekan guru menyambut baik dengan apa yang sudah dilakukan terkait strategi ini karena secara tidak langsung memberikan motivasi kepada mereka untuk melakukan hal yang sama demi tercapainya tujuan pembelajran yang diberikan kepada peserta didik.
3. Respon dari kepala sekolah : selaku pimpinan dilembaga tempat saya mengajar kepala sekolah sangat mendukung dengan langkah-langkah serta strategi yang saya pakai,beliau berharap agar kami para Konselor terus berinovasi dalam meyajikan materi kepada peserta didik.
Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Secara garis besar kegitan aksi ini berhasil adapun faktor faktor penyebabnya adalah :
1. Perencanaan yang terukur dengan Assessmen Evaluasi proses dan Evaluasi Hasil.
2. Perangkat layanan yang lengkap
3. Fasilitas yang ada disekolah cukup memadai
4. Dukungan dari rekan-rekan guru dan kepala sekolah
5. kerja sama yang baik yang ditunjukan oleh peserta didik
ada beberapa kekurangan antar lain :
1. Pengelolaan waktu terutama saat pendahuluan perlu ditingkatkan karena yang direncanakan dalam RPP kegiatan pendahuluan 10 menit, namun saat Layanan mengahabiskan waktu hampir 20 menit.
2. Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan sehingga suasana Layanan tetap kondusif baik saat bekerja dalam kelompok maupun saat kegiatan presentasi
Apa Layanan dari keseluruhan proses tersebut ? Untuk mencapai tujuan penbelajaran yang baik maka perlu dilakukan analisis permasalahan yang dialami oleh peserta didik, menganalis solusi,membuat perencanaan dengan baik dan matang serta pada saat aksi dilakukan sesuai dengan perencanaan
KESIMPULAN
Kajian di atas menguraikan betapa pentingnya menangani tidak percaya diri peserta didik di sekolah. Atas dasar itu, penulis menyimpulkan sebagai berikut.
1. Tidak percaya diri peserta didik sangat perlu pendekatan oleh guru BK dengan cara mengidentifikasi faktor penyebab dan dampaknya secara komprehensif, sehingga dapat ditemukan akar permasalahannya sebagai dasar dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di sekolah.
2. Perlu diciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan di sekolah dalam menunjang perilaku belajar peserta didik melalui kerja sama antara pihak guru BK, guru mata pelajaran, staf dan pimpinan sekolah untuk merangsang/menstimuli peserta didik dalam melakukan aktivitas kurikuler dan ekstra kurikuler, sehingga menjadi budaya sekolah yang menghasilkan kinerja sekolah yang produktif, proaktif, dan bersinergi dalam mewujudkan tujuan pendidikan formal.
3. Guru BK sebagai pendidik profesional lazimnya memposisikan dirinya sebagai helper yang disenangi oleh peserta didik, sehingga setiap permasalahan yang dialami oleh peserta didik dapat dipecahkan secara bijak, yang mendorong perilaku kreativitas peserta didik dan merasa senang berada pada situasi dan kondisi di sekolah sebagai piranti yang menunjang proses perkembangan peserta didik secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ika Maharani (2019) Efektivitas penggunaan media film bertema pendidikan dalam layanan informasi bimbingan klasikal untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas x sma al muslim tambun bekasi
Almira Aspridanel*, Tri Jalmo, Berti Yolida ( Vol.7 No.2, Maret 2019)Penggunaan Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan Berpikir Tingkat Tinggi, Jurnal Bioterdidik
Indrayani, swasti (2023) efektivitas konseling kelompok dengan teknik modeling simbolik berbasis tpack (teknologi pedagogical content knowladge) dalam meningkatkan kecerdasan emosi anak tk a tunas bangsa denpasar. Masters thesis, universitas pendidikan ganesha
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- BATAK SEKILAS MENGENAL SEJARAH TORTOR TOBA
- BATAK SEKILAS MENGENAL SEJARAH TORTOR TOBA
- SURAT KEPUTUSAN KELULUSAN 2022
- MAKNA KEMERDEKAAN INDONESIA
- Efektifitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Kembali ke Atas