BATAK SEKILAS MENGENAL SEJARAH TORTOR TOBA

Tari Tortor merupakan tarian tradisional Provinsi Sumatera Utara, yaitu tepatnya dari Suku Batak Toba.
Kata Tortor sendiri diambil dari bunyi hentakan kaki para penari di atas papan rumah adat Batak.
Selain sebagai tarian, Tari Tortor juga berfungsi sebagai sarana masyarakat Batak dalam menyampaikan harapan, doa, dan memohon perlindungan. Oleh karena itu, Tari Tortor menjadi bagian penting dalam setiap upacara adat yang memiliki kesakralan tertentu, seperti kematian, penyembuhan, panen, dan sebagainya.
Melansir buku Agama Hindu oleh Ide Bagus Sudirga dkk, tari Tortor merupakan salah satu peninggalan zaman Hindu di Sumatera sehingga dapat diketahui bahwa usianya sudah cukup tua. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang sudah cukup lama.
Di masa penjajahan, tari Tortor menjadi sebuah hiburan kesenian bagi para raja sebagai bentuk perlawanan terhadap tentara Belanda.
Para raja memanfaatkan bunyi-bunyi pada tari Tortor sebagai isyarat bagi masyarakat pada masa itu.
Bunyi yang ditabuh mengisyaratkan bahwa tentara Belanda telah tiba. Ada juga bunyi gordang yang mengisyaratkan agar masyarakat mengungsi. Dan masih banyak isyarat bunyi lainnya.
Secara umum tari Tortor berfungsi sebagai penampilan pada acara hajatan, penyambutan tamu istimewa, dan perayaan. Tari daerah ini juga diselenggarakan untuk mengangkat seorang raja dan merupakan bagian dari sebuah ritual yang berkaitan dengan para roh.Namun kini Tortor Somba bisa kita saksikan pada acara lomba di sekolah-sekolah dan juga acara hiburan lainnya.
Tari Tortor juga memiliki beberapa jenis dengan kegunaan yang berbeda-beda, beberapa di antaranya adalah tari Tortor Pangurason, tari Tortor Sipitu Cawan, dan tari Tortor Tunggal Panaluan, sebagaimana dijelaskan dalam buku Keanekaragaman Seni Tari Nusantara oleh Resi Septiana Dewi.
Tari Tortor Pangurason atau tari Tortor Pembersihan adalah tari yang digelar pada suatu acara atau pesta besar. Tari ini diselenggarakan dalam rangka pembersihan tempat atau lokasi acara. Sebelum acara dimulai, lokasi acara akan dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan jeruk purut. Dengan harapan acara tersebut dapat berjalan lancar dan dijauhkan dari marabahaya.
Selanjutnya tari Tortor Sipitu Cawan, merupakan tari yang digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Konon tari ini merupakan tari yang berasal dari tujuh putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak puncak gunung Pusuk Buhit bersamaan dengan datangnya pisau pitu sasaran atau pisau tujuh sarung.
Yang terakhir adalah tari Tortor Tunggal Panaluan, yakni tarian yang diselenggarakan dalam rangka menggelar ritual. Umumnya tari Tortor Tunggal Panaluan diadakan apabila suatu desa tertimpa musibah. Tari Tortor jenis ini dilakukan oleh para dukun agar mereka mendapat petunjuk dan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang terjadi pada desa tersebut.
Kata Tunggal Panaluan diambil dari nama tongkat, yaitu tongkat Tunggal Panaluan. Merupakan tongkat perpaduan kesaktian Debata Natolu, yakni benua atas, benua tengah, dan benua bawah.
Daftar Pustaka
- https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6240721/tari-tortor-asal-daerah-sejarah-fungsi-dan-jenis.diunggahtanggal6Juni2023
- https://www.google.com/search?q=tari+tortorasaldaerahsejarahfungsi+dan+jenis&tari+tortorasal,diunggah tanggal 6 Juni 2023
(ditulis oleh:Edwina Maulina Silalahi, S.Pd)
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- LAPORAN BEST PRACTICE
- BATAK SEKILAS MENGENAL SEJARAH TORTOR TOBA
- SURAT KEPUTUSAN KELULUSAN 2022
- MAKNA KEMERDEKAAN INDONESIA
- Efektifitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Kembali ke Atas