• gambar
  • gambar
  • SMP Negeri 160

Selamat Datang di Website SMP NEGERI 160 JAKARTA. Terima Kasih Kunjungannya

Pencarian

Kontak Kami


SMP NEGERI 160 JAKARTA

NPSN : 20103564

Jl.SMP 160 No.31 TMII, Ceger, Cipayung Jakarta Timur


[email protected], [email protected], [email protected]

TLP : 0218441330


          

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 702081
Pengunjung : 215484
Hari ini : 154
Hits hari ini : 997
Member Online : 0
IP : 18.97.14.81
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

BATAK SEKILAS MENGENAL SEJARAH TORTOR TOBA




Tari Tortor merupakan tarian tradisional Provinsi Sumatera Utara, yaitu tepatnya dari Suku Batak Toba.

Kata Tortor sendiri diambil dari bunyi hentakan kaki para penari di atas papan rumah adat Batak.

Selain sebagai tarian, Tari Tortor juga berfungsi sebagai sarana masyarakat Batak dalam menyampaikan harapan, doa, dan memohon perlindungan. Oleh karena itu, Tari Tortor menjadi bagian penting dalam setiap upacara adat yang memiliki kesakralan tertentu, seperti kematian, penyembuhan, panen, dan sebagainya.

Melansir buku Agama Hindu oleh Ide Bagus Sudirga dkk, tari Tortor merupakan salah satu peninggalan zaman Hindu di Sumatera sehingga dapat diketahui bahwa usianya sudah cukup tua. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang sudah cukup lama.

Di masa penjajahan, tari Tortor menjadi sebuah hiburan kesenian bagi para raja sebagai bentuk perlawanan terhadap tentara Belanda.

Para raja memanfaatkan bunyi-bunyi pada tari Tortor sebagai isyarat bagi masyarakat pada masa itu.

Bunyi yang ditabuh mengisyaratkan bahwa tentara Belanda telah tiba. Ada juga bunyi gordang yang mengisyaratkan agar masyarakat mengungsi. Dan masih banyak isyarat bunyi lainnya.

Secara umum tari Tortor berfungsi sebagai penampilan pada acara hajatan, penyambutan tamu istimewa, dan perayaan. Tari daerah ini juga diselenggarakan untuk mengangkat seorang raja dan merupakan bagian dari sebuah ritual yang berkaitan dengan para roh.Namun kini Tortor Somba bisa kita saksikan pada acara lomba di sekolah-sekolah dan juga acara hiburan lainnya.

Tari Tortor juga memiliki beberapa jenis dengan kegunaan yang berbeda-beda, beberapa di antaranya adalah tari Tortor Pangurason, tari Tortor Sipitu Cawan, dan tari Tortor Tunggal Panaluan, sebagaimana dijelaskan dalam buku Keanekaragaman Seni Tari Nusantara oleh Resi Septiana Dewi.

Tari Tortor Pangurason atau tari Tortor Pembersihan adalah tari yang digelar pada suatu acara atau pesta besar. Tari ini diselenggarakan dalam rangka pembersihan tempat atau lokasi acara. Sebelum acara dimulai, lokasi acara akan dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan jeruk purut. Dengan harapan acara tersebut dapat berjalan lancar dan dijauhkan dari marabahaya.

Selanjutnya tari Tortor Sipitu Cawan, merupakan tari yang digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Konon tari ini merupakan tari yang berasal dari tujuh putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak puncak gunung Pusuk Buhit bersamaan dengan datangnya pisau pitu sasaran atau pisau tujuh sarung.

Yang terakhir adalah tari Tortor Tunggal Panaluan, yakni tarian yang diselenggarakan dalam rangka menggelar ritual. Umumnya tari Tortor Tunggal Panaluan diadakan apabila suatu desa tertimpa musibah. Tari Tortor jenis ini dilakukan oleh para dukun agar mereka mendapat petunjuk dan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang terjadi pada desa tersebut.

Kata Tunggal Panaluan diambil dari nama tongkat, yaitu tongkat Tunggal Panaluan. Merupakan tongkat perpaduan kesaktian Debata Natolu, yakni benua atas, benua tengah, dan benua bawah.



Daftar Pustaka

  1. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6240721/tari-tortor-asal-daerah-sejarah-fungsi-dan-jenis.diunggahtanggal6Juni2023
  2. https://www.google.com/search?q=tari+tortorasaldaerahsejarahfungsi+dan+jenis&tari+tortorasal,diunggah tanggal 6 Juni 2023

(ditulis oleh:Edwina Maulina Silalahi, S.Pd)




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas